Di berbagai Daerah, Aksi Melawan Energi Kotor dan Rakus Batubara

Aksi Serentak Menyikapi Konferensi Industri Batubara Jakarta-Pemerintah Indonesia selalu menggadang-gadang industri batubara menghasilkan pendapatan negara yang besar dan tetap mempertahankan energi kotor ini, meski banyak negara sudah meninggalkan batubara sebagai sumber energi. Faktanya, di berbagai wilayah, industri tambang batubara berdampak buruk bagi kesehatan, menghilangkan lahan pertanian dan sumber pangan, mencemari sungai dan air, merampas tanah dan ruang hidup rakyat. Tambang batubara telah mengubah bentang alam hutan dan menghancurkan keanekaragaman hayati hutan dan seluruh fungsi sosial dan budaya. Bahkan, industri batubara juga merampas generasi masa depan Indonesia, anak-anak yang mati di lubang tambang batubara, memperlihatkan bagaimana tangan negara justru digunakan untuk merampas hak hidup dan tumbuh anak-anak Indonesia, generasi penerus bangsa. Pilihan untuk tetap melanjutkan energi kotor batubara bertentangan dengan komitmen pemerintah Indonesia untuk menurunkan emisi, sebagaimana yang tertuang dalam kebijakan NDC Indonesia sebagai bagian dari komitmen Indonesia mengatasi perubahan iklim. Batubara membakar iklim!! Pilihan tetap melanjutkan batubara sebagai sumber energi tidak lepas dari politik transaksional dalam setiap momentum politik, obral izin tambang batubara menjadi keniscayaan karena tingginya ongkos politik.

Para pihak penyokong industri batubara melangsungkan konferensi industri kotor batubara yang bertajuk Coaltrans Asia ke-24 pada tanggal 6-8 Mei 2018 di Bali, yang menghadirkan para pelaku industri tambang batubara, baik penjual maupun pembeli batubara dari berbagai negara. Secara serentak (9 Mei 2018), Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI) bersama dengan organisasi masyarakat sipil lainnya, melakukan aksi perlawanan terhadap industri batubara dan PLTU di berbagai daerah, antara lain di Jakarta, Jambi, Jawa Tengah, Bengkulu, Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Sumatera Utara, Kalimantan Selatan dan Jawa Tengah. Aksi serentak yang dilakukan di berbagai wilayah Indonesia untuk menunjukkan bahwa dimana-mana rakyat melakukan perlawanan terhadap industri keruk yang kotor, rakus, penuh dengan pelanggaran terhadap hak asasi manusia dan khususnya pelanggaran terhadap hak atas lingkungan hidup. Sebelumnya, koalisi masyarakat sipil Kalimantan Timur juga melakukan aksi pengingat “batubara menunggangi pilkada”. Saat ini, WALHI juga menggugat Menteri ESDM di PTUN Jakarta, karena mengeluarkan izin produksi perusahaan batubara, PT. Mantimin Coal Mining (PT. MCM) di Kalimantan Selatan. Di Jakarta, WALHI bersama dengan Green Peace Indonesia dan Jaringan Advokasi tambang mengeluarkan pernyataan sikap bersama, sebagai berikut: Pertama, mengecam pertemuan Coaltrans Asia di Bali karena pertemuan tersebut adalah ajang bertemunya penjahat iklim untuk terus melanggengkan penggunaan energi kotor batubara. Mengeruk keuntungan ekonomi diatas kehancuran iklim, lingkungan, sosial serta bertentangan dengan target global yang tertuang dalam Perjanjian Paris dan Kontribusi Nasional yang Diniatkan (Nationally Determined Contributions/NDC) masing-masing pihak termasuk pemerintah  Indonesia.

Kedua, mendesak pemerintah Indonesia untuk mengakhiri model pembangunan ekonomi yang menggantungkan pada utang dan ekspor khususnya batubara. Segera laksanakan moratorium batubara dan menghentikan penggunaan batubara untuk kebutuhan listrik nasional. Ketiga, mendesak pemerintah untuk membuat peta jalan transisi energi berkeadilan menuju energi terbarukan dengan menjamin peran rakyat sebagai produsen sekaligus konsumen energi terbarukan. Pernyataan sikap organisasi masyarakat sipil terhadap konferensi industri kotor batubara “Coaltrans Asia” dapat diunduh di https://beta.walhi.or.id/pernyataan-sikap-masyarakat-sipil-terhadap-konferensi-industri-kotor-batubara-coaltrans-asia-di-bali/ Aksi Menolak Batubara di Jambi, dapat diunduh di https://beta.walhi.or.id/walhi-jambi-bersuara-menolak-batubara/ Aksi Menolak Batubara dan PLTU di Bengkulu dapat diunduh di https://beta.walhi.or.id/walhi-bengkulu-butterfly-effect-dari-forum-pertemuan-pengusaha-batubara-di-bali-akan-melanggengkan-kondisi-krisis-sosial-ekologis-di-provinsi-bengkulu/

Aksi Menolak Batubara di Sumsel dapat diunduh di http://walhisumsel.or.id/2018/05/09/tolak-batubara/

  #TolakBatubara #StopEnergiKotor #BatubaraMembakarIklim #MoratoriumBatubara #PilkadaBersihTanpaBatubara #FoodNotCoal #StopDirtyInvestment #SelamatkanRimbaTerakhir #KeadilanIklim #PulihkanIndonesia