slot terbaikcapcut88pastigacor88slot thailandslot pulsaslot pulsaslot gacor hari inislot pulsaslot danaslot gacor hari inislot gacor gampang menangslot gacor maxwinslot gacor 2024slot gacor resmislot pulsaslot gacor 2024slot gacor hari inislot gacor terbaikslot pulsaslot gacor terbaikslot gacor hari inislot danaslot gacor terpercayaagen slot gacorslot gacor
Hentikan Pendekatan Keamanan dan Proyek Rempang Eco City di Pulau Rempang, Kota Batam | WALHI

Hentikan Pendekatan Keamanan dan Proyek Rempang Eco City di Pulau Rempang, Kota Batam

Siaran Pers
Tim Advokasi Solidaritas Nasional untuk Rempang

Batam, 1 September 2024-Berdasarkan informasi yang didapatkan oleh Solidaritas Nasional untuk Rempang, pada hari Sabtu, tanggal 31 Agustus 2024, Tim Terpadu yang terdiri dari Tentara Nasional Indonesia (TNI) dari Batalyon Infanteri 136/Tuah Sakti, Kepolisian RI, Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) dan Direktorat Pengamanan (Ditpam) Badan Pengusahaan (BP) Batam sekitar Pukul 12.00 WIB, berencana membangun Posko Terpadu di Sei Buluh, Kelurahan Sembulang, Kecamatan Galang.

Rencana tersebut mendapat penolakan Warga dari beberapa Kampung. Karena tempat rencana pembangunan Posko Terpadu tersebut merupakan Pos Kamling yang dibangun oleh warga dan Pos Kamling itu juga digunakan untuk tempat anak-anak atau pelajar menunggu angkutan sekolah.

Atas situasi tersebut kami menilai pendekatan keamanan di Pulau Rempang, Batam harus segera dihentikan. Karena dalam prakteknya pendekatan keamanan tidak dapat menyelesaikan masalah melainkan hanya akan menambah masalah baru. Pendekatan ini menimbulkan ketakutan di tengah-tengah warga Pulau Rempang, mengingat masyarakat masih mengalami trauma tragedi kemanusiaan yang terjadi di Pulau Rempang pada 7 September 2023 yang banyak menimbulkan korban luka fisik dan penangkapan sewenang-wenang.

Selain itu kami juga menyoroti keberadaan Batalyon Infanteri 136/Tuah Sakti di lokasi sebagai bagian dari Tim Terpadu, keberadaan TNI di sana merupakan bentuk pelanggaran Peran, Fungsi dan Tugas Pokok TNI yang profesional berdasarkan Undang-Undang Tentara Nasional Indonesia.

Untuk itu kami mendesak Presiden Joko Widodo untuk:

  1. Memerintahkan Panglima TNI dan Kapolri untuk menarik mundur Anggotanya di Pulau Rempang dan keterlibatannya dalam Tim Terpadu yang dapat menimbulkan ketakutan di tengah-tengah Masyarakat Pulau Rempang.
  2. Memerintahkan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian RI untuk Melakukan Kajian Evaluatif dan Partisipatif terhadap Proyek Strategis Nasional (PSN) Rempang Eco City;
  3. Memerintahkan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian RI untuk mencabut proyek Rempang Eco City dari Daftar Proyek Strategis Nasional dan menghentikan segala aktifitas yang berhubungan dengan Proyek tersebut di Pulau Rempang karena terbukti menimbulkan kerugian yang sebesar-besarnya bagi Warga Pulau Rempang.
  4. Membentuk tim independen dengan keterwakilan masyarakat sipil yang memadai untuk melakukan kajian evaluatif tentang penggunaan kekuatan kepolisian dan TNI dan eksesnya terhadap keamanan warga negara dalam Penanganan Konflik Agraria;

Hormat kami,
Tim Advokasi Solidaritas Nasional untuk Rempang

Narahubung:
Boy J.E Sembiring, Direktur WALHI Riau
Andri Alatas, Direktur YLBHI-LBH Pekanbaru
Teo Reffelsen, Manajer Hukum dan Pembelaan WALHI Nasional