slot terbaikcapcut88pastigacor88slot thailandslot pulsaslot pulsaslot gacor hari inislot pulsaslot danaslot gacor hari inislot gacor terbaikslot gacor maxwinslot gacor 2024slot gacor resmislot pulsaslot gacor 2024slot gacor hari inislot gacor terbaikslot pulsaslot gacor terbaikslot gacor hari inislot danaslot gacor terpercaya
Konferensi Orang Muda Pulihkan Indonesia “Memimpin Perwujuan Cita-cita Bangsa, Merebut Masa Depan” | WALHI

Konferensi Orang Muda Pulihkan Indonesia “Memimpin Perwujuan Cita-cita Bangsa, Merebut Masa Depan”

KONFERENSI ORANG MUDA PULIHKAN INDONESIA
“Memimpin Perwujuan Cita-cita Bangsa, Merebut Masa Depan”

“Konferensi ini mengundang 3 calon presiden untuk mendengarkan secara langsung gagasan orang muda mengenai masa depan Indonesia, menuntut pemerintahan yang terpilih pada PEMILU 2024 menjadikan Piagam Orang Muda Pulihkan Indonesia sebagai dasar utama dalam pembentukan kebijakan pengelolaan sumber daya alam dan penyusunan RPJP demi mencapai visi Indonesia Pulih 2045.”

Sejatinya orang muda selalu mengambil peran penting untuk mendorong terjadinya perubahan. Sejarah mencatat, orang muda memainkan peran besar dalam mewujudkan kemerdekaan hingga mempertahanakan Republik Indonesia. Saat ini kesadaran orang muda tercurah pada “krisis ekologis”. Kesadaran ini bertumbuh seiring dengan gerakan pendidikan yang dialektis dan akses informasi yang terbuka lebar. Kajian WALHI (2000) mengenai persepsi orang muda terhadap kejahatan lingkungan di 7 provinsi, mengungkapkan sebanyak 73 % orang muda memiliki perhatian atau sering terlibat dalam penyelamatan lingkungan. Kemudian 97% anak muda menyatakan pernah membantu korban terdampak bencana ekologis seperti kebakaran hutan, banjir dan tanah longsor. Inisiatif gerakan ini terus muncul baik dengan mengorganisasikan diri melalui tindakan kolektif maupun secara individual. Perkembangan media sosial semakin memungkinkan gerakan ini terus tumbuh, membangun gerakan solidaritas semakin luas.

Kaum muda menjadi kelompok yang paling resah dengan kerusakan planet bumi. Survei People's Climate Vote yang digelar UNDP pada januari 2021 yang dilakukan di 50 negara dengan 1,2 juta responden, mengungkap fakta hampir 70 persen anak di bawah berumur 18 tahun percaya krisis iklim adalah keadaan darurat global. Sementara yang berusia 18-35 tahun yang percaya krisis iklim dan keadaan darurat global mencapai angka 65 persen. Selanjutnya berusia 36-59 tahun sebesar 66 persen, dan 58 persen dari mereka yang berusia di atas 60 tahun. Selanjutnya lagi 59 persen dari semua kelompok umur menyebut krisis iklim sebagai darurat global, dan harus segera melakukan segala sesuatu yang diperlukan.

Mengapa anak-anak muda begitu resah dengan krisis iklim? Jawaban paling dominan adalah; pada masa yang akan datang, mereka akan mewarisi bumi yang rusak akibat pembangunan yang ditentukan oleh generasi yang saat ini memegang kepemimpinan politik, baik di tingkat nasional maupun global. Pilihan pembangunan dan pengelolaan beragam sumber daya alam oleh generasi saat ini, akan memberikan dampak yang sangat panjang dan luas bagi generasi masa depan. Daya dukung dan daya tampung planet bumi sangat penting untuk kelangsungan hidup generasi hari ini dan generasi yang akan datang, yang mana dinamakan dengan keadilan antargenerasi.

Tingginya perhatian orang muda pada akhirnya terkait langsung dengan keresahan yang dihadapinya. Hal itu kemudian yang mewujud menjadi tindakan solidaritas terhadap gerakan perjuangan masyarakat sipil dari berbagai bentuk, seperti kampanye, pendampingan terhadap korban, litigasi, literasi kampus, seminar, dan lain sebagainya.

Indonesia sendiri akan mengalami puncak bonus demografi pada tahun 2030. Menurut United Nations Population Fund, bonus demografi adalah kondisi ketika masyarakat berusia produktif lebih banyak dari pada masyarakat berusia non produktif, atau jumlah masyarakat berusia produktif ini menguasai 70% populasi suatu negara. Bonus Demografi, seharusnya menjadi kekuatan untuk memperkuat demokrasi demi mencapai visi Indonesia Emas 2045. Namun, sayangnya, generasi muda hanya dimanfaatkan sebagai alat politik untuk mendukung ambisi kelompok elit yang berkuasa. Hal ini membuat orang muda merasa dikhianati. Sementara itu, masyarakat adat, petani, nelayan, dan keluarga berpenghasilan rendah semakin terpinggirkan oleh krisis iklim dan bencana ekologis.

Krisis iklim dan bencana ekologis yang merupakan isu global mendapatkan perhatian besar dari orang muda. Indonesia, sebagai negara kepulauan, adalah salah satu negara yang paling terdampak oleh perubahan iklim. Namun, keprihatinan generasi muda belum mendapatkan perhatian serius dari pemerintah. Ironisnya, pemerintah justru menerbitkan kebijakan-kebijakan yang mendukung perusahaan yang merusak lingkungan, salah satunya adalah UU CIPTA KERJA.

Tidak hanya itu, Mahkamah Konstitusi (MK) yang seharusnya memastikan keadilan dan menjaga marwah konstitusi juga mengambil keputusan kontroversial. Keputusan MK No. 90 tahun 2023 anak dari Presiden yang belum memenuhi syarat secara umur, mendapatkan kesempatan maju sebagai calon wakil presiden pada tahun 2024, dengan alasan memiliki pengalaman sebagai Walikota. Hal ini menimbulkan konflik kepentingan yang melibatkan paman dari calon tersebut, yang juga merupakan Ketua MK. Keputusan ini bukan hanya melanggar etika, tetapi juga menunjukkan campur tangan yang mencolok dalam proses hukum. Hal ini mencerminkan adanya permasalahan serius dalam sistem hukum dan demokrasi di Indonesia.

Pada tanggal 27-29 Oktober tahun 2023, menandai peringatan “Sumpah Pemuda,” yang ke-95, seratus pemuda bersemangat dari berbagai penjuru Indonesia berkumpul di Pusat Pendidikan WALHI, Caringin, Bogor. Mereka berkumpul untuk menggali semangat perjuangan para pendahulu yang mencetuskan Sumpah Pemuda, sambil mencermati tantangan besar yang dihadapi bangsa hari ini.

Kawula Muda masa kini dengan semangat yang sama, bertekad mengonsolidasikan kekuatan dan bersama-sama menghadapi krisis iklim dan ekologis. Kegiatan ini diberi tajuk “Konsolidasi Nasional Orang Muda Pulihkan Indonesia”. Konsolidasi tersebut menghasilkan butir-butir kesepakatan yang tertuang dalam “Piagam Orang Muda Pulihkan Indonesia”.

Piagam Orang Muda Pulihkan Indonesia adalah kristalisasi dari komitmen orang muda untuk membalikkan gap antara kebijakan pemerintah yang jauh dari akar persoalan dengan mimpi orang muda. Untuk memastikan piagam tersebut bisa mendapatkan perhatian serius dari para pengambil kebijakan dan calon presiden yang akan bertarung pada pemilihan presiden tahun 2024, orang muda akan kembali berkumpul pada tanggal 25 November dan menggelar Konferensi Orang Muda dengan tema “MEMIMPIN PERWUJUDAN CITA-CITA BANGSA, MEREBUT MASA DEPAN”.

Pada konferensi ini 3 calon presiden diundang untuk mendengarkan secara langsung gagasan orang muda mengenai masa depan Indonesia, menuntut pemerintahan yang terpilih pada PEMILU 2024 menjadikan Piagam Orang Muda Pulihkan Indonesia sebagai dasar utama dalam pembentukan kebijakan pengelolaan sumber daya alam dan penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) 2025, demi mencapai visi Indonesia Pulih 2045.

Selain dialog dengan capres, konferensi ini didesain untuk menyampaikan pesan kepada publik bahwa generasi muda telah memutuskan untuk mengambil peran yang serius dalam beberapa isu penting, yakni:

  1. Mengonsolidasikan Kekuatan Generasi Muda

Membangun kesadaran dan konsolidasi kekuatan generasi muda Indonesia untuk berpartisipasi secara aktif dalam demokrasi dan memastikan perhatian serius terhadap isu-isu kunci yang diangkat dalam Piagam Orang Muda Pulihkan Indonesia.

  1. Krisis Iklim dan Ekologis

Menghadapi krisis iklim dan bencana ekologis dengan upaya konkret, termasuk peningkatan kesadaran dan tindakan kolektif untuk melindungi lingkungan dan ekosistem, serta memastikan keberlanjutan bagi generasi mendatang.

  1. Perubahan Kebijakan

Mendorong pemerintah untuk mengubah kebijakan yang mendukung kerusakan lingkungan, dengan fokus pada mengkaji ulang UU CIPTA KERJA dan mengambil langkah-langkah nyata untuk mendukung perlindungan lingkungan.

  1. Keadilan Antar Generasi

Mengadvokasi keadilan antar generasi melalui tuntutan untuk pendidikan berkualitas, peningkatan kesadaran lingkungan, serta pendukungan bagi kebijakan ekonomi berkelanjutan yang mengurangi kemiskinan.

  1. Melawan Penyempitan Demokrasi

Melawan segala bentuk praktik yang merugikan demokrasi, menolak politik dinasti, mendorong transparansi, akuntabilitas, dan keadilan dalam pemerintahan, serta memastikan bahwa demokrasi yang sehat tetap menjadi landasan kuat bagi masa depan Indonesia.

Dengan semangat "Orang Muda Pulihkan Indonesia," Konferensi ini mencerminkan kekuatan, keberanian, dan komitmen generasi muda dalam menghadapi tantangan ekologis, demokrasi, dan perubahan sosial di Indonesia. Melalui dialog, ekspresi budaya, dan pertemuan dengan calon presiden, mereka mendorong perubahan yang positif. Konferensi Orang Muda Pulihkan Indonesia adalah panggung bagi suara generasi muda yang ingin menciptakan masa depan yang berkelanjutan, adil, dan inklusif untuk Indonesia. Ini adalah langkah awal menuju mewujudkan visi Indonesia Pulih 2045 yang lebih cerah. Dengan semangat kesatuan dan keragaman, orang muda bersatu demi keselamatan lingkungan, keadilan sosial, dan demokrasi yang kuat, menjadikan Indonesia sebagai contoh bagi dunia dalam menjawab tantangan global.

Narahubung

Publik Engagement WALHI:
Adam Kurniawan
adam@walhi.or.id 0825299456856