LINGKUNGAN HIDUP MENJAMIN KEHIDUPAN, PILIH CALEG BERWAWASAN LINGKUNGAN

SIARAN PERS Eksekutif Daerah, Wahana Lingkunagn Hidup Indonesia - Papua Tingginya penurunan tutupan hutan yang berdampak pada bencana ekologis, hilangnya sumber kehidupan, serta pelanggaran hak asasi manusia yang massif terjadi di Papua, dan masih terus berlanjut hingga saat ini adalah fakta (kenyataan), buruk yang melanda kehidupan masyarakat / Orang Asli Papua. Dalam berbagai kesempatan, Walhi telah menyampaikan betapa penting lingkungan hidup bagi masyarakat, baik secara nasional maupun daerah agar para pihak pemangku kepentingan segera mengurangi resiko bencana dan memberi ruang / akses bagi masyarakat sekitar hutan untuk mengelola hutannya dengan pengetahuan kearifan lokal. Praktik kepentingan korporasi yang berelaborasi dengan pemerintah, telah mencederai makna konstitusi dan amanat UU Otonomi Khusus.Hal ini ditandai dengan begitu banyaknya masyarakat terdampak investasi – korporasi yang kehilangan sumber kehidupan mereka.Pemerintah tidak menghargai pengetahuan kearifan lokal masyarakat untuk mengelola hutannya.Sebaliknya masyarakat dipaksa menjadi petani / buruh pada perusahaan, suatu situasi yang tidak dapat diadaptasi oleh masyarakat dan pada akhirnya termarjinalisasi. Pengangguran (marjinalisasi) khususnya Orang Asli Papua, adalah keadaan sistemaits dan terstruktur yang disebabkan oleh kebijakan negara. Namun sebaliknya keadaan ini menjadi “judul” bahkan justifikasi pemberian izin ekspansi industri sebagai respon penyerapan tenaga kerja. Kesatuan hidup terhadap lingkungan yang berkontribusi terhadap aspek sosil, ekonomi dan budaya, drastis hilang dengan persetujuan pemerintah kepada perusahaan menguasai hutan dan lahan masyarakat. Ada begitu banyak pemangku kepentingan, yang katanya bekerja / mewakili masyarakat untuk merubah kehidupan masyarakat / Orang Asli Papua, dalam beberapa periode dan/atau dekade belum menunjukan kinerja yang memberi manfaat bagi masyarakat sekitar hutan.Kompleksitas masalah yang disebutkan diatas merupakan fakta dimana tidak ada intervensi dalam politik kebijakan untuk memberi rasa aman, adil dan sejahtera bagi masyarakat sekitar hutan / Orang Asli Papua. Berbagai bencana ekologis akibat investasi-korporasi, serta deforestasi adalah pemicu ancaman Perubahan Iklim Global. Pada gilirannya kondisi ini akan memperburuk kehidupan manusia dan species secara ekstrim dan global, dimana akan terjadi kekeriangn, kelangkaan air, kelaparan dan sakit penyakit yang sulit teratasi. Banjir Bandang dan naiknya air danau (di Sentani), adalah fakta lain dari beragam bencana ekologis di Papua akibat dari pengabaian terhadap lingkungan hidup. Perubahan Iklim Global,  buruknya kehidupan masyarakat sekitar hutan / Orang Asli Papua dan khususnya bencana ekologis akan terus meningkat / berlanjut di Papua jika pemerintah masih eksis melanggengkan kepentingan profi kapitalisme global. Dari rangkain peristiwan / fakta-fakta diatas Walhi Papua merasa penting menyebarluaskan pentingnya #mewujudkankeadilanekologis melalui partisipasi semua pihak.Dalam merespon momentum politik eletoral 2019, Walhi Papua MENGAJAK MASYARAKAT DI PAPUA UNTUK MENGGUNAKAN HAK PILIHNYA DENGAN MEMILIH CALON LEGISLATIF BERWAWASAN LINGKUNGAN. Salam Adil & Lestari #PulihkanIndonesia #PilihKeadilanEkologis #SavePapua   Narahubung : Aiesh Rumbekwan (Direktur, ED-Walhi Papua)