MAN masuk hutan

Pagi di kejauhan ribuan km dari rumah (jkt),ratusan km dari kampung halaman (palu).saya berada di dusun Nuha,salah satu desa di pinggiran danau matano kabupaten luwu timur,danau tektonik yang berumur jutaan tahun ini adalah pusat dari dua danau berikutnya yang ada di luwu timur,danau mahalona dan towuti.

Airnya begitu jernih,cuacanya dingin,hutannya terjaga,masyarakatnya ramah dan kelihatan masih damai sejahtera.

Dari suasana ini jadi ingin mencoba menulis perjalanan MAN masuk ke hutan..

Puji tupu..

Atas spirit bermusik yang di awali di project solo saya “MAN” (semuanya karena spirit musik reggae)..project musik berirama folk dan reggae,8o % menggunakan bahasa kaili (suku kaili) palu sul-teng.

Konten di lagu lagu MAN lebih menyikapi kegelisahan saya pribadi melihat negeri yang seharusnya indah dan penuh budaya ini sudah mesti di jaga keseimbangannya lewat atittude,respect and peace

Di mata saya melihat dan saya ketahui dari data juga,alam hutan kita sekarang sudah terancam.karena (mohon maaf) kerakusan (kerasukan) yang berlebihan dari kapitalis kapitalis tidak bertanggung jawab sehingga alam dan kultur sudah tidak seimbang dan lambat laun akan hancurin negerinya sendiri.…

terlalu bodoh untuk menasehati,cukup pintar untuk mengingatkan

Apapun kemasannya MAN adalah bentuk sikap mengingatkan hal itu, lewat karya audio serta visual ke masyarakat luas yang mungkin sudah mendengar dan melihat kondisi itu tapi masih belum menyikapi.

 width=

Mungkin spirit itulah yang mempertemukan dan memperkenalkan saya ke teman teman Walhi (wahana lingkungan hidup),dimulai perkenalan dengan walhi sulteng di saat mereka buat event yang berjudul ‘Hutan Terakhir’ MAN diundang untuk tampil di event keren itu.dan akhirnya berlanjut ke perkenalan walhi nasional.

Sudah setahun ini kami dekat dalam hal konsep menyuarakan kegelisahan yang mengorbankan keseimbangan negeri dan rakyat,MAN selalu diajak kawan kawan Walhi untuk ber interaksi langsung ke tempat tempat yang riskan akan hal itu.

Saya pribadi senang hati karena dengan itu menambah pengetahuan serta melihat langsung alam dan kondisi realnya,memang negara ini sangat kaya dan luas,hutan pun masih banyak di indonesia ini

Tetapi hutan kita terancam ketika pemerintah memberikan izin pengelolaan berlebihan kepada perusahaan perusahaan besar.kalo di telusuri di beberapa titik daerah hutan di indonesia ibarat melihat rambut botak,dipinggirnya lebat tapi ketika melihat dari atas tengahnya sudah botak…hiks

Ketika hutan di serahkan ke pihak investor yang siap meng eksploitasinya secara berlebihan,sudah dipastikan hubungan alamnya sudah bakal rusak,ada yang hilang.

Ini adalah pekerjaan hati melihat kerusakan akibat rakusnya manusia manusia yang mumpuni itu,setidaknya menyuarakan dan mengingatkan khalayak dengan kemasan bermusik ini bisa mendorong orang orang itu meminimalis sifat serakahnya.

Lain halnya ketika pengelolaan hutan di serahkan ke rakyat yang berdomisili didaerah itu, sudah pasti rakyatnya akan senang dan makmur,karena mereka sudah turun temurun hidup di daerah itu,seperti di desa kubung kalteng mereka menganggap hutan itu adalah Ibu mereka ibarat hutan itu menyusui mereka.mereka berkebun,beternak dan sebagian kebutuhan hidup mereka ada di dalam hutan,tapi karena ini negara hukum rakyat juga harus patuh terhadap pemerintah untuk pengelolaan hutan tersebut,begitu juga sebaliknya pemerintah juga harus sigap memberikan edukasi bagaimana menjaga hutan dan juga memfasilitasi kebutuhan masyarakatnya.

MAN mencoba melakukan perjalanan silaturahim ke tempat-tempat dimana masyarakatnya masih arif dalam hal pengelolaan hutan serta lingkungan,sebelumnya kami sudah bersilaturahmi ke desa kubung kal-teng,kali ini kami ke desa nuha luwu timur.Perjalanan ini adalah perjalanan menuju Rimba Terakhir….salam adil dan lestari..

bersambung..