Menabur Benih Kerusakan Kajian Proyek Strategis Nasional Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) di Indonesia

Kajian Proyek Strategis Nasional
Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) di Indonesia

Penanganan sampah domestik di negara-negara Global South, termasuk Indonesia, menjadi isu yang semakin mendesak. Negara-negara ini sering mengadopsi solusi dari Global North, seperti Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa), namun implementasinya tidak selalu berjalan lancar karena perbedaan karakteristik sampah. Di Indonesia, meski telah ada berbagai rencana dan kebijakan untuk pengelolaan sampah, tantangan besar tetap ada, dengan sampah domestik yang diperkirakan mencapai 63,8 hingga 77,7 juta ton per tahun, setara dengan menumpuk sampah setinggi 1 meter di seluruh Kota Bandung setiap tahunnya.

Sejarah pengelolaan sampah Indonesia memiliki catatan kelam, salah satunya adalah bencana ledakan TPA Leuwigajah yang menewaskan lebih dari 150 orang pada 2005. Kejadian ini mendorong perubahan kebijakan, dengan UU No. 18 Tahun 2008 yang beralih ke konsep pengelolaan berbasis reduce, reuse, recycle (3R). Pemerintah pun mulai menjadikan PLTSa sebagai solusi utama, dengan harapan dapat mengolah sampah secara efisien sekaligus menghasilkan listrik untuk meringankan beban anggaran. Proyek PLTSa pun dipercepat melalui berbagai peraturan seperti Perpres No. 3/2016 dan No. 18/2016, meski sempat dicabut oleh Mahkamah Agung, dan digantikan dengan Perpres No. 35/2018 yang memperluas jumlah titik pembangunan PLTSa.

Namun, meskipun telah ada komitmen dan kebijakan yang mendukung, implementasi PLTSa di Indonesia hingga 2024 masih menghadapi banyak kendala. Dari segi efektivitas pengurangan sampah, kontribusinya terhadap perubahan iklim, hingga berbagai tantangan teknis dan sosial, muncul pertanyaan mengenai kelayakan dan keberlanjutan solusi ini. Kajian ini berupaya menggali lebih dalam tentang dinamika PLTSa di Indonesia, dengan menggabungkan data sekunder dan wawancara kualitatif untuk memberikan gambaran yang lebih jelas tentang potensi, risiko, dan tantangan yang ada.

Selengkapnya, silahkan unduh dokumen berikut:
1. Menabur Benih Kerusakan (versi ID)
2. Menabur Benih Kerusakan (versi EN)