Menolak Ekspolitasi Alam Rinjani untuk Investasi yang Mengatasnamakan Kesejahteraan

Keindahan Alam Gunung Rinjani. Source: https://www.merdeka.com/gaya/terpana-di-tengah-pesona-taman-nasional-gunung-rinjani.html

Rilis WALHI Eksekutif Daerah Nusa Tenggara Barat
Mataram, 23 Januari 2020

Berkembangnya wacana/isu Pembangunan Kereta Gantung di sekitar Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR) oleh Pemerintah Provinsi melalui banyak media dalam beberapa hari terakhir, memunculkan banyak respon publik. Publik terkejut dengan pemberitaan media bahwa akan dilakukan launching Pembangunan Kereta Gantung di sekitar kawasan Taman Nasional Gunung Rinjani yang tidak memiliki desain pembangunannya (Tata Ruang) dan tidak didahului dengan koordinasi dengan Kementerian LHK dan TNGR, dan tentu dipertanyakan publik tentang studi kelayakannya dan dokumen lain yang semestinya juga disampaikan ke publik. Oleh karena itu melalui rilis ini WALHI Eksekutif Daerah NTB dari masukan, bacaan dan analisa terkait hal tersebut kami menyampaikan beberapa pandangan dan tanggapan atas wacana tersebut sebagai berikut :

  1. Gunung Rinjani merupakan sumber kehidupan masyarakat Pulau Lombok yang harus terus dijaga kelestarian alammnya, kondisi saat ini saja sedang mengalami kerusakan yang sangat parah karena perambahan hutan dan illegal logging. Alih fungsi lahan yang terjadi setiap tahun berimpilkasi pada munculnya berbagai bencana seperti banjir bandang, kekeringan, dan lain-lain.
  2. Proyek pembangunan kereta gantung di sekitar Taman Nasional Gunung Rinjani ini akan memberi dampak perusakan lingkungan oleh commercial facilities development, karena jelas akan terjadi perubahan bentang alam yang signifikan apalagi luasan areal yang akan diminta izinnya lebih dari 500 Ha.
  3. Proyek Pembangunan Kereta Gantung di Taman Nasional Gunung Rinjani, melalui Desa Karang Sidemen Kecamatan Batu Kliang Utara Kabupaten Lombok Tengah adalah kebijakan yang tergesa-gesa karena sampai saat ini belum ada feasibility studies atau kajian kelayakannya, kemudian tidak ada kajian lingkungan hidup strategis (KLHS), yang kemudian dilakukan izin lingkungan berupa AMDAL yang akan memberikan informasi detail desain proyek tersebut untuk mendapat respon secara luas oleh publik mengenai Rinjani sebagai sumber kehidupan masyarakat pulau Lombok yang pasti akan dampak dari adanya proyek tersebut, apalagi launching pembangunan akan dilakukan pada bulan Mei 2020.
  4. Terganggunya ekosistem TNGR dan terganggunya habitat flora dan fauna di sepanjang jalur cable kereta gantung dan tiang pancang kereta gantung. Dan intensitas beroperasinya fasilitas ini akan merubah perilaku dan pergerakan fauna, yang bisa menyebabkan kepunahan.
  5. Pembangunan yang akan dilakukan kan merusak bentang alam atau visual pollution dan perubahan fasilitas yang ada akibat eksploitasi sekitar proyek kereta gantung tidak bisa di re-use di waktu mendatang.
  6. Kawasan Rinjani adalah Kawasan Adat "the cultural heritage" dan bahkan menjadi World Heritage yang diakui UNESCO sebagai kawasan Global Geopark yang harus dijaga nilai-nilai yang melekat padanya. Sakral bagi orang Sasak di Pulau Lombok.
  7. Akan memunculkan masalah sampah yang lebih serius dari saat ini, dimana saat ini saja pengendalian sampah di sekitar TNGR masih sulit diatasi apalagi setelah adanya kereta gantung tersebut yang jumlah kunjungan meningkat maka akan semakin sulit mengendalikan sampah.
  8. Para Porter dan warga yang menggantungkan hidupnya dari pendakian Rinjani akan hilang mata pencahariannya hanya untuk ambisi proyek kereta gantung yang aliran uangnya akan kembali ke investor/pemodal, dan rakyat akan menjadi penonton. Maka Kebijakan atas rencana pembangunan proyek fantasi kereta gantung di kawasan Geopark Internasional Rinjani sungguh ‘melukai’ rasa cipta alam kita yang justru disaat kita sedang gencar-gencarnya melakukan upaya konservasi dan proteksi lingkungan. Ditengah-tengah bencana lingkungan dan hilangnya sumber daya air yang semakin parah, contoh kecil saat ini debit air Lombok Tengah hanya sekitar 40-70 liter/detik (PDAM Loteng), yang mana warga Lombok Tengah menjerit kekurangan air yang harusnya menjadi perhatian serius yang harus ditangani pemerintah.

Dari pandangan diatas maka WALHI Eksekutuif Daerah NTB menolak Pembangunan Kereta Gantung di sekitar Taman Nasional Gunung Rinjani karena lingkungannya tidak mendukung dan menolak eksploitasi alam Rinjani untuk investasi yang mengatas namakan kesejahteraan tapi justru akan mendatangkan kemiskinan, bencana, dan kemudaratan.

Maka dari itu, kami mendesak kepada Gubernur NTB dan jajarannya untuk menghentikan rencana Pembangunan Kereta Gantung tersebut. Rakyat tidak butuh kereta gantung, karena kehidupan rakyat tergantung pada kelestarian alam Rinjani sebagai sumber kehidupan.

Salam Adil dan Lestari!

 

Eksekutif Daerah WALHI Nusa Tenggara Barat

Ttd
Murdani