Pedal For People And Planet: Kampanye Bersepeda Bersama Koalisi Masyarakat Sipil Indonesia Untuk Transisi Berkeadilan Menuju Energi Terbarukan

Rilis Media
Greenpeace, Trend Asia, Solidaritas Perempuan, WALHI, dan Aksi! for Gender, Social and Ecological Justice

Kelompok Masyarakat Sipil Indonesia yang terdiri dari Greenpeace, Trend Asia, Solidaritas Perempuan, WALHI, dan Aksi! for Gender, Social and Ecological Justice, mengambil bagian bersama ribuan orang lainnya di beberapa negara Asia pada akhir pekan tanggal 18 dan 19 Mei pada aksi "Pedal for People and Planet". Di Jakarta, aksi digelar bersamaan dengan momen Car Free Day, Minggu, 19 Mei 2024, dimaksudkan untuk mengkampanyekan percepatan pembangunan sistem energi terbarukan untuk menggantikan energi bahan bakar fosil guna melindungi dan meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan keluarga, komunitas, dan planet ini.

Kegiatan yang diikuti sekitar 50 peserta ini diselenggarakan sebagai upaya yang menyenangkan namun juga bermakna bagi masyarakat untuk berpartisipasi dalam mendorong transisi menuju 100% energi terbarukan, yang merupakan bagian penting dari solusi terhadap krisis iklim dan polusi berbahaya dari bahan bakar fosil. Aksi yang sama juga diselenggarakan di berbagai negara Asia lainnya seperti Filipina, Bangladesh, Nepal, dan Pakistan.

Kampanye untuk transisi energi yang berkeadilan menjadi hal yang penting mengingat produksi dan konsumsi bahan bakar fosil yang kotor–batu bara, gas, dan minyak–adalah salah satu penyebab utama perubahan iklim. Dunia memerlukan transisi yang cepat, adil, dan setara menuju 100% energi terbarukan jika kita ingin menghentikan pemanasan global dan mencegah bencana perubahan iklim. Dampak perubahan iklim sudah sangat buruk dan semakin parah. Tidak hanya dampak pada perubahan lingkungan hidup, namun jutaan rakyat miskin di berbagai belahan dunia berkembang telah menjadi korban atas dampak perubahan iklim.

Di Indonesia, sumber energi terbarukan seperti tenaga surya dan angin berlimpah dan sekarang menjadi jauh lebih terjangkau. Ilmu pengetahuan dan teknologi telah maju untuk memastikan bahwa energi terbarukan dapat stabil, andal, dan memadai untuk menjamin kebutuhan dasar semua orang dan komunitas serta kebutuhan pembangunan ekonomi dan kesejahteraan. Pemerintah harus mengerahkan kemauan politik dan mengambil tindakan berani untuk memastikan skala dan kecepatan transisi ke energi terbarukan yang diperlukan.

Peralihan ke 100% energi terbarukan harus diterapkan sekarang. Jika kita terus bergantung pada bahan bakar fosil yang kotor, pemanasan global akan melampaui batas dan dampaknya akan sangat menghancurkan bagi manusia dan planet ini.

Di sisi lain transisi energi juga tidak boleh jatuh pada jebakan solusi palsu, dengan pemaknaan bahwa transisi energi tidak boleh mengakibatkan hilangnya hak-hak rakyat, termasuk hak perempuan. Saat ini berbagai bentuk solusi palsu pada transisi energi seperti co-firing hidrogen dan amonia, serta penggunaan LNG dan CCS/CCUS, terus didorong sebagai upaya mengakomodasi kepentingan perusahaan untuk terus menggunakan bahan bakar fosil. Dengan kondisi kelebihan pasokan listrik di Indonesia (hingga 6,7 GW di pulau Jawa-Bali saja), harusnya memberikan peluang besar untuk berhenti menggunakan energi fosil dan mulai meningkatkan pembangkit listrik berbasis energi terbarukan yang berbasis komunitas, daripada terjebak pada solusi yang salah.

Energi terbarukan berbasis komunitas dan tanpa jebakan utang baru merupakan sebuah keharusan. Berbagai proyek energi terbarukan di Indonesia seperti geothermal, PLTA dan yang lainnya telah menimbulkan kerugian dan pelanggaran hak rakyat, termasuk perempuan. Peran gender yang dilekatkan pada perempuan menjadikan pengalaman dan situasi perempuan sering diabaikan, sehingga menimbulkan dampak ketidakadilan berlapis bagi perempuan, misalnya peminggiran atas akses sumber kehidupan, beban berlebih hingga gangguan kesehatan reproduksi. Prinsip “keadilan” dalam mengembangkan energi terbarukan, termasuk keadilan gender merupakan sebuah kewajiban, yang bukan hanya akan berkontribusi pada upaya menjaga kenaikan suhu bumi dibawah 1,5 derajat, namun juga akan memberikan perubahan sistem yang adil terhadap perempuan.

Kontak:
Andriyeni - Koordinator Program BEN Solidaritas Perempuan (+6281280788634)
Fanny Tri Jambore - Kepala Divisi Kampanye WALHI (083857642883)
Beyrra Triasdian - Manajer Kampanye Energi Terbarukan Trend Asia (085659269426)
Renie - Staf Informasi dan Komunikasi Publik Aksi! for Gender, Social and Ecological Justice (082292282338)
Hadi Priyanto - Pengkampanye Iklim dan Energi Green Peace (08111445577)